Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memanfaatkan Waktu Dalam Islam





 Waktu atau Masa adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian.
Untuk mengukur skala waktu yang berlangsung sangat cepat (di dalam dunia elektronika dan semikonduktor), kebanyakan orang menggunakan satuan mili detik (seperseribu detik), mikro detik (seper satu juta detik), nano detik (nanoseconds), piko detik (picoseconds), dst.
Dalam dunia fisika, dimensi waktu dan dimensi ruang (panjang, luas, dan volume) merupakan besaran pengukuran yang mendasar, selain juga massa dari suatu benda (time, length and mass). Gabungan dari waktu, ruang dan massa ini dapat dipakai untuk menceritakan dan menjelaskan misteri alam semesta secara kuantitatif (berdasarkan hasil pengukuran). Misalnya tenaga (energi) dinyatakan dalam satuan ukuran kg*(meter/detik)kwadrat atau yang sering kita kenal sebagai satuan watt*detik atau joule.
Skala waktu diukur dengan satuan:
    • detik 
    • menit
    • jam
    • hari (senin, selasa, rabu, kamis, jum'at, sabtu, ahad)
    • pekan
    • bulan (januari, pebruari, maret, april, mei, juni, juli, agustus, september, oktober, nopember, desember)
    • tahun
    • windu (8 tahun)
    • dekade (10 tahun)
    • abad (100 tahun)
    • milenium (1000 tahun)
Tiap masyarakat memilki pandangan yang relatif berbeda tentang waktu yang mereka jalani. Sebagai contoh: masyarakat Barat melihat waktu sebagai sebuah garis lurus (linier). Konsep garis lurus tentang waktu diikuti dengan terbentuknya konsep tentang urutan kejadian. Dengan kata lain sejarah manusia dilihat sebagai sebuah proses perjalanan dalam sebuah garis waktu sejak zaman dulu, zaman sekarang dan zaman yang akan datang.  Cara pandang terhadap waktu bukan hanya sekedar cara melihat detikan arloji pada dinding yang terus berputar tanpa henti dan menunggu komando dari setiap orang, namun waktu lebih dilihat sebagai kesempatan, uang dan karya yang terus berlangsung mengukir hidup yang tiada hentinya. Kebebasan waktu terjadi di mana orang mampu memberikan segala karya, cipta, dan karsanya bagi semua.

Dalam Islam waktu adalah sangat penting karena setiap waktu dan setiap nafas yang dihembuskan hamba bisa dianggap sebagai ibadah atau pengabdian kepada Allah SWT.  Kalau kita merujuk kepada pedoman hidup seorang muslim (kitab suci Al-quran dan Hadits). Allah sudah mewanti-wanti dengan waktu atau masa. banyak ayat di dalam Al-Quran yang membicarakan masalah waktu. salah satunya masih ingatkah surat apa? Ya, Al-Ashr, :
“Demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr:1-3)
Allah sudah berjanji atau bersumpah “Demi waktu, demi malam, dan demi-demi yang lainnya, maka hal tersebut adalah sesuatu yang benar-benar harus diperhatikan. Betapa tidak ternyata gara-gara waktu banyak manusia yang sukses. Tapi karena waktu juga ternyata banyak yang jatuh ke lubang sengsara.
Begitu juga di dalam Hadits Rasulullah SAW,  banyak hadits yang membahas kaitannya dengan pemanfaatan waktu, diantaranya : 
Sabda Rasulullah SAW :

من كان يومه خيرا من أمسه فهو رابح، ومن كان يومه مثل أمسه فهومغبون ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون

“Barangsiapa yang harinya (hari ini) lebih baik dari sebelumnya, maka ia telah beruntung, barangsiapa harinya seperti sebelumnya, maka ia telah merugi, dan barangsiapa yang harinya lebih jelek dari sebelumnya, maka ia tergolong orang-orang yang terlaknat”

Posting Komentar untuk "Memanfaatkan Waktu Dalam Islam"